Monday 28 September 2009

Learn English 2 : The Law of Seed

The Law of Seed
www.iluvislam.com
Kiriman: suhana_nur
Editor: b_b


Take a look at an apple tree. There might be five hundred apples on the tree, but each apple has just ten seeds. That's a lot of seeds! We might ask, "Why would you need so many seeds to grow just a few more apple trees?" Nature has something to teach us here. It's telling us: "Not all seeds grow. In life, most seeds never grow. So if you really want to make something happen, you had better try more than once."

This might mean: You'll attend twenty interviews to get one scholarship. You'll interview forty people to find one good employee. You'll talk to fifty people to sell one book, one car, one vacuum cleaner, or a business idea. And you might meet a hundred acquaintances just to find one special friend. When we understand the "Law of the Seed", we don't get so disappointed. We stop feeling like victims. We learn how to deal with things that happen to us. Laws of nature are not things to take personally. We just need to understand them, and work with them.




Successful people fail more often. But they plant more seeds. When things are beyond your control, here's something that you must NOT DO so as to avoid misery in your life:
- You must not decide how you think the world SHOULD be.
- You must not make rules for how everyone SHOULD behave.
- Then, when the world doesn't obey your rules, you get angry!
- That's what miserable people do!

On the other hand, let's say you expect that:
- Friends SHOULD return favours.
- People SHOULD appreciate you.
- Planes SHOULD arrive on time.
- Everyone SHOULD be honest.
- Your husband or best friend SHOULD remember your birthday.

These expectations may sound reasonable. But often, these things won't happen!
- So you end up frustrated and disappointed.
- There's a better strategy.

Demand less, and instead, have preferences!
- For things that are beyond your control, tell yourself: "I WOULD PREFER "A", BUT IF "B" HAPPENS, IT'S OK TOO!"

This is really a change in mindset. It is a shift in attitude, and it gives you more peace of mind. You prefer that people are polite... but when they are rude, it doesn't ruin your day. You prefer sunshine... but if it rains, it is ok too!

To become happier, we either need to
a) Change the world, or
b) Change our thinking.

It is easier to change our Thinking! It is not the problem that is the issue, but rather it is your attitude attending to the problem that is the problem. It's not what happens to you that determine your happiness. It's how you think about what happens to you!



Learn English 1: Did We Get a Bill From Allah (SWT)?

Thank You Allah (SWT): Did we get a bill from Allah (SWT)?
www.iLuvislam.com
Dihantar Oleh: NJ maniac*
Editor: b_b


A man reached 70 years of age and was affected by a disease which made him unable to urinate. The doctors told him that he needs an operation to cure the disease. He agreed to do the operation as the problem was giving him severe pain for days. When the operation was completed the doctor gave him a bill which covered all the costs. After looking at the bill, the man started crying. Upon seeing this, the doctor said, "If the cost is too high then we could make some other arrangements for you." The old man replied, "I am not crying because of the money but I am crying because Allah (SWT) let me urinate for 70 years and HE never sent me a bill!" SubhanAllah!


And He gives you of all that you ask Him; and if you count Allah's favors, you will not be able to number them; most surely man is very unjust, very ungrateful.
- Noble Qur'an (14:34)




Moral: We rarely thank Allah (SWT) for these things which are indeed great favors. Take a little pause and think for a while about the bounties of Allah Almighty within yourself. May Allah (SWT) grant us the ability to recognize His bounties and thank Him more often.





* Source: islamicoccasions.com

Kemana Kita Menyeru

Kemana Kita Menyeru
Oleh: Imam Hassan Al-Banna

MUQADDIMAH
Barangkali telah banyak saudara berbincang dengan seseorang atau sekumpulan orang tentang berbagai masalah. Saudara beranggapan bahawa apa yang saudara sampaikan itu adalah sesuatu yang jelas, terang dan terperinci. Saudara akan menggunakan berbagai cara untuk menyampaikan sesuatu sehingga seluruh isi hati dicurahkan bagi memperjelaskan sesuatu perkara. Dalam kontek ini saudara telah menyampaikan
kepada mereka akan kenyataan-kenyataan yang saudara lihat dengan jelas, seperti kata pujangga bagai sinar matahari di siang hari. Setelah itu saudara rasa terpegun apabila semuanya menjadi jelas, tetapi ternyata orang yang diajak berbicara tadi belum mengerti dan faham akan maksud saudara.

Perkara ini sering kali saya lihat berlaku, dan setelah dikaji dua masalah penting.

Pertama: Kebiasaannya yang sebagai neraca bagi suatu pembicaraan adalah diri kita sendiri, sehingga kita tidak melihat kepada tanggapan pihak lain.yang sudah tentunya mempunyai beberapa perbedaan.

Kedua: Isi pembicaraan yang disampaikan terlalu sulit dan sukar difahami walaupun kita meyakini apa
yang telah disampaikan itu cukup jelas dan nyata.

NERACA
Risalah ini bermaksud menjelaskan kepada umum mengenai ruang lingkup gerakan dakwah Ikhwan Muslimin serta matlamatnya, tujuannya, uslubnya, wasilahnya secara terus terang jelas dan nyata. Dalam membahaskan perkara ini saya terlebih dahulu ingin penilaian terhadap penjelasan yang akan diutarakan. Ini bertujuan agar perbahasan ini menjadi mudah dan jelas difahami – tidak dengan perbahasan yang sukar
dan berbelit-belit supaya para pembaca dapat mengambil faedah darinya.
Saya mengambil Kitabullah yakni Al-Qur'an sebagai neraca yang utama di dalam perbahasan ini. Dan menyakini bahawa tidak ada seorang muslim pun yang berbeda pendapat dalam hal ini. Dengan itu segala ilmu-ilmu yang terkandung di dalam Al-Qur'an, dapat ditimba dan digali dan mengembalikan segala persoalan kepada hukum-hukum Al-Qur'an.

WAHAI KAUMKU
Al-Qur'an adalah kitab yang lengkap dan sempurna (universal). Di dalamnya, Allah telah menghimpunkan prinsip-prinsip aqidah, asas-asas peraturan masyarakat (sosial), garis-garis besar syariat, peraturan keduniaan dan mengandungi prinsip-prinsip perintah dan larangan. Persoalannya apakah umat Islam sekarang telah mengamalkan kandungan Al-Qur'an, sehingga mereka benar-benar yakin terhadap apa yang
diturunkan oleh Allah dan memahami tujuan wahyu diturunkan? Apakah mereka mengamalkan peraturan masyarakat di dalam kehidupan sehari- hari? Dengan mengambil kesimpulan bahawa umat Islam telah pun mengamalkannya, ini bererti tanggapan kita juga sama, dan kita telah mencapai kepada matlamatnya. Namun setelah dikaji dan diselidiki ternyata sebenarnya kita masih jauh dari landasan Al-Qur'an, yakni telah mengabaikan ajaran-ajaran Al-Qur'an. Lantaran itu kita mempunyai tugas dan tanggungjawab yang besar untuk mengembalikan semua umat Islam ke jalan yang benar.

TUJUAN HIDUP MENURUT ALQURAN
Kemana Kita Menyeru
2
Al-Qur'an sebenarnya telah memberikan penjelasan kepada kita tentang tujuan hidup dan sasaran yang harus dicapai di dalam hidup ini. Dengan tegas Al-Qur'an telah memberikan tanggapan kepada kehidupan manusia yang hanya mementingkan soal makan dan minum (kenikmatan duniawi) sepertimana firman Allah:
Maksudnya: "Dan orang-orang yang kafir itu bersenang- senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka”.
Demikian juga Al-Qur'an memberi penjelasan bagi umat manusia yang sibuk mencintai kebendaan yang fana:
Maksudnya: "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, iaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (syurga)''.
Al-Qur'an juga menjelaskan perilaku umat manusia yang suka menyebarkan fitnah dan memaparkan kejelekan serta membuat kerosakan di atas muka bumi:
Firman Allah:
Maksudnya: "Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu,dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penentang yang paling keras. Dan apabila ia berpaling (dari mukamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerosakan padanya,dan merosak tanam-tanaman dan binatang ternak dan Allah tidak menyukai kebinasaan ".
Itulah antara tujuan yang lumrah dikejar oleh umat manusia di dalam kehidupan di dunia. Semoga Allah membebaskan kaum yang beriman dari perbuatan tersebut itu. Dan semoga Allah menganugerahkan tugas yang lebih mulia dari seluruh perbuatan seperti itu. Yakni tugas memberi petunjuk kepada umat manusia,membimbing kepada kebaikan dan memakmurkan dunia dengan risalah Islam, seperti seruan Allah didalam kitabNya:
Maksudnya: “Wahai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orangorang
muslim dari dahulu, dan (begitu pala) dalam (Al-Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kama pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong ': Berdasarkan penjelasan dari ayat di atas, Allah telah memberikan ruang yang begitu luas kepada umat Islam agar membimbing umat manusia ke jalan yang benar. Begitu juga Al-Qur'an memberikan hak
menguasai bumi di dalam rangka melaksanakan segala suruhan Allah yang luhur itu. Justeru itu hak kepimpinan dan peradaban di dunia ini mutlak menjadi milik umat Islam, dan bukannya peradaban Barat.

PERJUANGAN MUSLIM ADALAH PENGORBANAN
Allah juga memberikan penjelasan bahawa umat yang benar-benar berjuang demi untuk mencapai cita-cita dan diperlukan sekali persediaan diri mengorbankan jiwa dan hartanya. Dan untuk terlaksananya dakwah,maka perjuangan tersebut adalah merupakan satu-satunya jalan yang harus ditempuh.Allah berfirman di dalam KitabNya:
Maksudnya: "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka …”.

Kemana Kita Menyeru
3
Selain pergorbanan tersebut, umat Islam yang benar-benar menyampaikan risalah dakwah, harus bersedia pula mengorbankan kepentingan dunia demi pahala yang akan diterima di akhirat. Oleh kerana itu sesiapa sahaja yang terjun di bidang ini haruslah memiliki sifat-sifat sebagai seorang da'ie.
Penaklukan-penaklukan yang dilakukan oleh umat Islam pada zaman yang silam telah mencatatkan satu peristiwa sejarah yang merupakan kesinambungan kepada kewujudan peradaban, kemajuan, pendidikan dan pengajaran Islam. Tetapi apa yang pernah dilakukan oleh masyarakat Barat sekarang ini?

KEGIATAN MUSLIM YANG SESUAI DENGAN TUJUAN ISLAM
Demi Allah wahai kekasihku! Apakah benar umat Islam mampu mengerti maksud ini sesuai dengan kehendak Al-Qur'an, sehingga jiwa mereka menjadi luhur? Dengan pengertian tersebut, bererti mereka telah diri dari perhambaan kepada kebendaan diri dari segala bentuk kenikmatan yang berdasarkan hawa nafsu. Begitu pula mereka telah bebas dari kongkongan kelazatan hawa nafsu dan syahwat, mereka menjauhi perkara yang sia-sia dan tujuan-tujuan yang rendah dan hina. Mereka hanya membulatkan
haluan kepada Allah yang telah menciptakan bumi dan langit, dan berbakti meninggikan Kalimatullah disamping berjuang di jalanNya mendakwahkan agamaNya serta mempertahankan syari'at agamaNya.
Atau apakah mereka menjadi hamba kepada hawa nafsu, mementingkan diri, tamak dan hanya mengingatkan makanan lazat, kenderaan mewah, keindahan perhiasan, tempat tidur empuk dan wanita cantik, serta kemuliaan pangkat? Atau seperti kata sya’ir :
“Mereka rela meninggalkan prinsip dan lari mencari keuntungan. Mereka berpura-pura berjuang, tetapi kenyataannya kosong ”.
Alangkah benarnya perkataan Rasulullah :
"Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, dan celakalah hamba harta benda dunia".

TUJUAN ADALAH PRINSIP
Sebenamya tujuan jelas itu akan mendorong tingkah laku tetapi k kita masih belum dapat memahami pasti 'masalah tujuan ini. Dengan itu telah menjadi kewajiban semua untuk memberikan penjelasan kepada mereka akan batasan-batasan secara jelas. Kita sudah menjelaskan secara panjang lebar di dalam risalah ini,dan sependapat bahawa tugas kita ialah memimpin dunia dan juga membimbing umaat manusia kepada
peraturan-peraturan Islam. Dan bagi umat manusia, mustahil akan mendapatkan kebahagian tanpa berpegang kepada peraturan Al-Qur'an.

SUMBER MATLAMAT KITA
Demikian risalah yang akan disampaikan oleh Ikhwan Muslimin kepada umat manusia. Umat Islam, khususnya hendaklah memberikan galakan dan memahami seruan ini dengan tekad yang bersungguhsungguh.
Risalah ini, sebenarnya bukanlah tasawwur Ikhwan Muslimin, tetapi risalah yang memuatkan ayat-ayat Al-Qur'an yang menampakkan secara jelas, intisari sirah Nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya yang mempunyai an-an khusus. Mereka adalah qudwah utama bagi pemahaman terhadap agama Islam dan pelaksanaannya. Dan apabila umat Islam sanggup menerima risalah ini, maka ini suatu petanda iman dan pemahaman terhadap Islam secara mendalam. Sebaliknya apabila umat Islam tidak sanggup menerima atau
terdapat keraguan di dalam hati, maka ketika itu Al-Qur'an akan menjadi penilai siapakah di antara kita dan mereka yang menduduki tempat kebenaran.
Allah telah berfirman:
Maksudnya: "Ya Tuhan kami, berilah k~putusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya'.

Kemana Kita Menyeru

4
KEPUTUSAN
Banyak di antara rakan-rakan kita yang tercinta dan yang telah kita perjuangkan untuk kemaslahatan dunia dan akhiratnya, dengan pengorbananharta dan jiwa. Mereka bertanya-tanya dan menyangsikan terhadap perjuangan kita di dalam rangka mencapai tujuan yang selalu diidamkan oleh para Ikhwan, iaitu membahagiakan kita dan rakan-rakan kita dengan mengorbankan harta dan jiwa dengan mengenepikan
kepentingan anak dan isteri.
Sebenarnya kita ingin sekali agar mereka dapat melihat secara langsung dari dekat kedudukan anggota Ikhwanul Muslimin. Perlu mereka ketahui bahawa di malam hari ketika orang-grang lain sedang nyenyak tidur, maka ketika itu pula anggota Ikhwanul Muslimin bangun sambil menggerakkan hati, mendekatkan diri kepada Allah swt. Mereka akan melihat salah seorang dari pemuda Ikhwan tekun di pejabatnya sejak
dari waktu Asar sehingga jauh malam, bekerja, berusaha dan berfikir, begitulah keadaannya sepanjang bulan. Ketika awal bulan tiba, maka hasil pendapatannya yang diterimanya disumbangkan sebagai sumber kewangan jama'ah Ikhwanul Muslimin. Ia beranggapan dengan penuh sedar bahawa wang yang disumbangkan kepada jama'ah bererti memberi nafkah kepada dirinya sendiri, sebab wang yang dikeluarkan itu adalah untuk kepentingan da'wah. Dan tindakan terhadap orang lain yang tidak pernah
bersedia menafkahkan harta untuk kepentingan da'wah, selalu didasarkan pada firman Allah:
Maksunya : "Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku”.
Na'udzubillah. Apabila kita menginginkanbalasan keduniaan terhadap perbuatan kita di dunia, kita harus sedar bahwa kita ini diciptakan untuk membaktikan diri terhadap kepentingan risalah dakwah ini. Sedang pengorbanan yang kita sumbangkan itu, tidak lain hanyalah untuk mengharapkan agar mereka memahami dakwah ini dan menyahut seruan kita.